Untuk semua saudaraku perantau
Salut aku terhadap perjuangan saudara-saudaraku di perantauan. Berjuang dari nol besar mengadu nasib di kota besar di tengah-tengah himpitan persaingan hidup yang sangat ketat. Kami di kampung tahu pasti, perjuangan tak kenal lelah, membuang gengsi di kota besar telah kalian jalani. Berbagai kendala, kesulitan dan banyak hal rumit berhasil anda lalui dengan gemilang. Hingga kini kakak-kakak dan adik-adik semua sukses di rantau.
Putra Tanjung telah meraih berbagai prestasi di kota. Mulai dari pengusaha, pegawai negeri, karyawan, hingga menjadi seorang personalia di sebuah perusahaan swasta. Tentulah semua itu berhasil mereka raih bukan tanpa perjuangan. Semua dibeli dengan harga mahal! Bukan harta benda, melainkan ketekunan, keuletan dan anti putus asa. Dari sini dapat kita kaji, bahwa putra-putri kelahiran Tanjung tak kalah dengan warga kampung lain sukses di perantauan. Terbukti berbagai prestasi telah berhasil diraih.
Rasa bangga, haru biru selalu menyentuh hati ketika lebaran tiba. Hampir semua warga kelahiran Tanjung mudik mengisi hari libur di kampung halaman tercinta ini dengan senyum mengembang saat berjabat tangan. Tertawa saat bertatap muka dengan sahabat yang lama tak jumpa. Bercengkrama tentang apa saja, berbagi pengalaman, bagaimana, di mana, siapa dan sebagainya. Betapa mereka bahagia, betapa mereka merdeka.
Setelah batas libur panjang lebaran tiba, semua warga Tanjung perantau pun kembali ke kota tempat mereka bekerja. Setiap tahun hal ini terjadi berulang sejak saya masih kecil. Senang ketika mereka datang dan terharu ketika mereka meninggalkan kami yang di kampung. Kapan bisa berkumpul, bersendau-gurau bersama kembali? Jawabnya, "mungkin satu tahun yang akan datang baru bisa terulang kembali".
Yaaah., mau bagaimana lagi. Kami tak pernah menyalahkan warga yang merantau. Kami tahu pasti, kampung tak pernah menjanjikan pekerjaan yang sesuai dengan yang kalian inginkan. Bertahun-tahun membangun karir dan sekarang telah memetik hasil jerih payah yang telah kalian lakukan.
Tetapi, pernahkah kalian memikirkan sedikit saja tentang tanah kelahiran kita ini? Pernahkah terbersit keinginan membuat Tanjung ini maju? Aku tak tahu pasti jawaban yang ada dalam benak kalian. Yang pasti Tanjung tak pernah meminta. Ibarat seorang ibu yang telah melahirkan anak, merawat dan membesarkannya, namun mereka tak pernah meminta membalasnya ketika anak tersebut telah menginjak dewasa. Meski sang anak tak pernah membahagiakan orang tuanya, tak pernah menuruti keinginan orang tuanya, tetapi anak tetaplah anak bagi ibunya.
Pabrik Batu Tanjung kurangi pengangguran meski tak sebanyak yang diharapkan. Pabrik kecil ini milik Bapak Suyatno, putra Tanjung mantan Bayan (kepala dukuh) di dukuh Tanjung, Sekretaris Desa di Pagutan dan Kepala Kelurahan Punduhsari. Setahu saya beliau belum pernah merantau, hingga masa pensiunnya memilih untuk mengelola pabrik batu miliknya. Dengan adanya pabrik ini, kehidupan perekonomian kampung sedikit terangkat.
Saya pernah seringkali berfikir, jika satu pabrik batu kecil saja telah mampu mengangkat sedikit kehidupan ekonomi masyarakat ini, bagaimana jika ada 2, 3, 4 atau lebih? Tak banyak yang dapat saya katakan, semua hanya dalam angan-angan.
Kakak, adik, maupun saudaraku perantau yang sukses. Tak inginkah kalian menginvestasikan sedikit saja asset yang ada untuk kemajuan kampung ini?
Post a Comment for "Untuk semua saudaraku perantau"